Pj Gubernur Jabar Beri Kejutan Tarawih di Masjid Lautze 2 Bandung

“Saya orang Bandung, terus sering lewat sini, tapi belum pernah masuk, ikut salat juga belum pernah. Jadi hari ini hari pertama Ramadan, saya ikut tarawih di sini.”

Bey Machmudin, Penjabat Gubernur Jawa Barat

BANDUNG | WARTAKENCANA.ID

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin membuat kejutan bagi jemaah salat tarawih di Masjid Lautze 2, Jalan Tamblong, Kota Bandung, Selasa (12/3/2024). Bey datang ke Masjid Lautze 2 tanpa pengawalan protokoler ataupun iring-iringian kendaraan. Dia hanya ditemani sopirnya dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jabar Benny Bachtiar.

Kehadiran orang nomor satu di Jabar itu pun tidak disadari para jemaah lainnya. Bahkan, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Lautze 2 Bandung baru menyadari kehadiran Bey sebelum melaksanakan salat tarawih. Bey pun lantas didaulat memberikan sambutannya sebelum para jemaah melaksanakan salat tarawih.

Alhamdulillah, saya baru dapat kabar masjid kita kedatangan Penjabat Gubernur (sembari melempar senyum ke Bey Machmudin),” ucap Imam Masjid Lautze 2 Bandung sebelum melaksanakan salat tarawih.

Ditemui usai salat tarawih, Bey mengatakan, sebagai orang yang besar di Kota Bandung, keinginannya untuk singgah dan beribadah di Masjid Lautze 2 sudah ada sejak lama. Dan, baru pada malam itulah kesampaian.

“Saya orang Bandung, terus sering lewat sini, tapi belum pernah masuk, ikut salat juga belum pernah. Jadi hari ini hari pertama Ramadan, saya ikut tarawih di sini,” ujar Bey.

Lebih lanjut, Bey mengaku kagum dengan masjid yang dikenal dengan keberagamannya tersebut. Menurutnya, kondisi masjid sangat nyaman, sehingga ibadah pun terasa lebih khusyuk.

Selain itu, Bey juga mengapresiasi tradisi yang dijaga oleh para pengurus DKM Masjid Lautze 2 Bandung, khususnya di bulan Ramadan. “Saya kagum, masjid ini bagus bersih, khidmat di dalamnya. Saya juga baca-baca (sejarah masjid), ketua DKM betul-betul menerapkan Islam yang rahmatan lil alamin. Kemudian seperti tahun-tahun lalu yang menyiapkan takjil itu lintas agama,” ungkap Bey.

Sementara itu, Ketua DKM Masjid Lautze 2 Bandung Koko Rachmat Nugraha mengaku terkejut dengan kedatangan Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin. Pasalnya, Bey membaur bersama jemaah lainnya tanpa didampingi pengawal atau protokoler.

“Kami kaget, seperti kita ketahui bersama tadi waktu kami mau melaksanakan salat tarawih tiba-tiba katanya ada pejabat,” ujar Rachmat.

Rachmat pun salut dengan sikap Bey Machmudin. Menurutnya, Bey memiliki sikap rendah hati. Hal itu terbukti dari kedatangannya yang tanpa diiringi protokoler dan pengamanan apapun ke Masjid Lautze 2.

“Inilah ketawaduan seorang pemimpin. Tidak perlu ada protokoler, beliau datang seadanya dan kami pun menerima beliau apa adanya tanpa rekayasa atau gladi. Kami spontan. Kami berharap semoga beliau tetap menjabat karena tawadu, insyaallah, amin,” ujar Rachmat.

Sebagai catatan, sejarah Masjid Lautze 2 Bandung dimulai pada 12 Januari 1997, ketika Yayasan Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien atau Yayasan Haji Karim Oei (YHKO) menyewa sebuah ruko di Jalan Tamblong Nomor 27.  Masjid ini menjadi kiblat bagi muslim dari etnis Tionghoa yang ingin dan sedang mempelajari Islam. Sejarah ini terkait erat dengan Masjid Lautze 1 di Jakarta, yang didirikan pada 1991 oleh Yayasan Haji Karim Oei.

“Kami berkiblat atau dari Jakarta yaitu Masjid Lautze 1 Jakarta. Di mana sejarahnya pada 1991 Yayasan Haji Karim Oei ingin mewadahi teman-teman kita yang merupakan keturunan, baik yang sedang belajar Islam ataupun yang ingin belajar tentang agama Islam,” kata Koko Rachmat seperti dikutip NU Online.

Seiring berjalannya waktu, Masjid Lautze 2 Bandung mengalami berbagai perkembangan signifikan. Pada 2017, dengan adanya kepengurusan baru, terutama dengan kepemimpinan Rahmat sebagai Ketua DKM, terjadi transformasi yang luar biasa.

Sejak pendiriannya pada 1997 hingga 2016, masjid ini beroperasi dengan waktu yang sangat terbatas. Masjid terbuka di waktu shalat zuhur dan asar. Namun, sejak 2017 masjid yang awalnya berukuran 6 x 9 meter itu terbuka 24 jam sehari.(NJP)