Provinsi Jawa Barat telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan pencapaian target dan percepatan penurunan stunting di tahun 2024. Upaya tersebut terdiri dari penyediaan satu data, berbagai intervensi spesifik dan sensitiF, pendampingan keluarga berisiko stunting (KRS), pemberian makanan tambahan (PMT) dan gizi, hingga monitoring terpadu. Berbagai praktik baik yang terjadi merupakan hasil kolaborasi pentahelix yang didukung oleh semua pihak yang ada di Jawa Barat.
SINURMI
Sistem Informasi Monitoring Kesehatan Remaja Putri dan Ibu Hamil atau yang kemudian disingkat “Sinurmi” merupakan terobosan Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk membantu optimalisasi pengawasan tumbuh kembang ibu hamil dalam rangka intervensi pencegahan stunting. Sinurmi merupakan aplikasi yang terhubung dengan smart watch dengan fungsi mengidentifikasi dan memonitor kesehatan ibu hamil secara real time. Dari gelang smart watch itu kemudian akan muncul dashboard informasi kondisi detak jantung, tekanan darah dan saturasi, bahkan informasi jumlah langkah dan lokasi keberadaan ibu hamil.
Secara resmi, Sinurmi diluncurkan setahun yang lalu pada Selasa 11 Juli 2023. Kala itu peluncuran dirangkaikan bersamaan dengan Gerakan Bersama (Geber) Lawan Stunting di Kantor Desa Ujungjaya, Kecamatan Ujungjaya yang ditandai dengan penyerahan bantuan telur dan bantuan Sembako dari Presiden RI untuk masyarakat di Ujungjaya, khususnya ibu hamil, balita stunting, dan masyarakat miskin.
Dikutip dari sumedangkab.go.id, Sinurmi merupakan hasil kerjasama antara Pemkab Sumedang dengan PT Alita dan PT Indosat. Melalui aplikasi Sinurmi, pengguna dapat mendeteksi dan memonitor secara langsung kondisi ibu hamil. Sehingga ibu hamil dalam kategori berisiko tinggi bisa dimonitor secara real time oleh perangkat desa, perangkat kecamatan, bahkan termasuk bupati di dalamnya.
Memanfaatkan teknologi berbasis Internet of Things (IOT), Sinurmi menghasilkan data berkualitas dengan cepat. Ini sejalan dengan jargon “good data, good decission, good result”. Ibu hamil sehat akan melahirkan anak yang sehat. Dengan begitu, kematian ibu bisa ditekan, kematian bayi bisa ditekan, dan zero new stunting bisa diwujudkan.
Upaya dan karya inovasi Kota Tahu ini lantas mendapat sambutan dan apresiasi pemerintah pusat. Pada November tahun lalu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan apresiasi kepada Pemkab Sumedang yang telah berhasil mengembangkan inovasi Sinurmi.
“Saya apresiasi dan hargai semua pihak, baik Pemda Kabupaten Sumedang maupun Indosat, lembaga pendidikan, dan seluruh masyarakat Sumedang yang telah mengembangkan inovasi Sinurmi. Stunting ini harus ditangani secara gotong royong,” kata Tito usai menyerahkan bantuan 1.000 unit smart watch kepada Pemkab Sumedang.
Buruan SAE
Buruan SAE atau Buruan Sehat, Alami, dan Ekonomis merupakan salah satu inovasi yang tak kalah penting dalam upaya pencegahan stunting. Berawal dari isu ketahanan pangan kota, Buruan SAE membuktikan sejak digagas pada 2019 silam, Buruan SAE mampu menjadi alternatif solusi intervensi stunting di Kota Bandung, khususnya dalam perbaikan aspek nutrisi makanan dan kesehatan lingkungan.
Terobosan yang digagas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar ini berawal dari kekhawatiran terhadap tingkat ketergantungan pangan Kota Bandung yang mencapai 96 persen dari supply daerah luar. Pemerintah kemudian mendorong warga untuk memanfaatkan lahan sempit di kelurahan menjadi kebun, perikanan, dan peternakan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga.
Cikal bakal Buruan SAE bermula dari program “menanam lingkungan” dari DKPP Kota Bandung di Kelurahan Karasak. Pada 2019, pemerintah terkejut ketika mengetahui jumlah balita stunting yang mencapai 148 anak. Setelah dilakukan validasi bersama petugas UPTD Puskesmas Pelindung Hewan, didapatkan bahwa jumlah riil balita stunting sebanyak 88 orang. Setahun kemudian, Kelurahan Karasak kemudian ditetapkan sebagai lokus stunting.
Setelah ditetapkan sebagai lokus penanganan stunting, masyarakat dan pemerintahan setempat bergerak melakukan berbagai usaha untuk menurunkan stunting. Puskesmas melakukan pendampingan edukasi kesehatan kepada ibu hamil dan ibu menyusui melalui grup komunikasi WhatsApp. BPJS Kesehatan untuk memastikan agar setiap anak mendapatkan perlindungan kesehatan. DKPP ikut terlibat mengirimkan penyuluh lapangan pertanian untuk mendampingi warga dalam proses penanaman dan pengolahan makanan.
Seiring berjalanya waktu, Buruan SAE di Kelurahan Karasak telah memiliki kebun serta ternak lele. Pemanfaatan hasil Buruan SAE dibagi menjadi dua bagian. Sepertiga hasil panen diberikan kepada kelompok 1000 HPK dalam bentuk makanan yang sudah dikonsultasikan kepada petugas gizi setempat setiap satu minggu sekali. Sisanya dijual kembali untuk modal pembelian bibit baru. Saat ini, Karasak memiliki 27 kader posyandu dengan total 60 anggota Buruan SAE.
Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menilai Buruan SAE punya peran strategis dalam upaya intervensi penurunan angka stunting di Kota Bandung. Pada saat yang sama mampu mengendalikan inflasi dengan memperkuat ketahanan pangan dan neraca bahan pangan Kota Bandung.
D’Stunting Menara & Ocan Bananas
D’Stunting Menara atau Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Kota Ramah Anak digagas Pemerintah Kota Depok pada 2021 sebagai salah satu upaya mewujudkan zero new stunting. Dalam pelaksanaannya, D’Stunting Menara berkolaborasi dengan para kader masyarakat yang berperan sebagai Ojek Cantik Membawa Makanan Balita Stunting atau Ocan Bananas.
Melalui pemanfaatan dana corporate social responsibility (CSR), D’Stunting Menara dan Ocan Bananas hadir untuk membantu memecahkan masalah bersama dalam upaya mengintervensi stunting yang awalnya menyasar 6.000 balita stunting di Kota Depok. D’Sunting Menara dinilai efektif membantu Pemerintah Kota Depok dalam mengatasi kasus stunting pada balita. Awalnya, program ini dilaksanakan kepada 6.000-an balita stunting. Kini sudah berkurang lebih dari 50 persen atau tersisa 3.000-an balita.
Telur (Penting Lur)
Inovasi lain hadir melalui gagasan Pemerintah Kota Bogor melalaui Program Telur (Penting Lur). Program ini melibatkan 6.717 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk bergerak menyumbang telur ayam kepada keluarga dengan anak berisiko stunting selama enam bulan berjalan.
Program ini diperkuat Surat Edaran Nomor: 800/1774-DPPKB tentang Himbauan Seluruh PNS dan Pegawai BUMD/BLUD Berkontribusi di Program Pemkot – Penting Lur. Sasaran dari program Penting Lur ini adalah balita stunting dan keluarga risiko stunting. Setiap unit berkontribusi untuk mendistribusikan telur 1,5 kg/PNS/Pegawai BUMD/BLUD per bulan selama enam bulan berturut-turut.
Sistem pengumpulan dan pembelian telur diatur oleh pimpinan unit masing-masing. Telur didistribusikan ke kecamatan setiap Rabu. Kecamatan mendistribusikan telur ke Kelurahan pada Kamis setiap pekan. Kelurahan mendistribusikan telur kepada sasaran sesuai data pada hari Jumat setiap pekannya.
Laporan pelaksanaan Penting Lur disampaikan berjenjang dari Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kelurahan kepada Ketua TPPS Kecamatan dan Ketua TPPS Kota Bogor pada pekan pertama bulan berikutnya. BKKBN menilai Program Penting-Lur itu merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan gizi anak secara konsisten.
Dashboard Satgas PPS Jabar
Dashboard Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Jawa Barat merupakan rancangan sistem informasi eksekutif atau executive information system (EIS). EIS adalah sebuah sistem informasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi para eksekutif atau manajer tingkat atas dalam sebuah organisasi.
EIS membantu para pemimpin perusahaan atau organisasi untuk membuat keputusan strategis dengan menyediakan akses cepat dan mudah menuju informasi penting dalam bentuk yang mudah dimengerti dan disajikan secara visual. Tujuan utama dari diluncurkannya EIS Dashboard Satgas PPS Jawa Barat ini adalah memberikan informasi yang relevan dan penting kepada para eksekutif dalam organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan strategis.
EIS membantu para eksekutif dalam memantau kinerja organisasi, menganalisis tren, dan mengidentifikasi peluang atau masalah potensial, khususnya terkait sebaran prevalensi stunting dan data lainnya. Karakter EIS ini mengintegrasikan data dari berbagai sistem informasi internal dan eksternal organisasi. Data ini kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk yang dapat dipahami ditingkat eksekutif atau manajemen tingkat atas.
Dalam Dashboard PPS Jabar ini tidak hanya menyajikan data mentah, tetapi juga berisi olahan data untuk menghasilkan informasi yang lebih bermakna. Hal ini bisa meliputi pemrosesan analitis seperti analisis tren, dan pembuatan proyeksi berdasarkan data historis.
Salah satu fitur utama yang menjadi keunggulan dari EIS ini adalah tampilan visual yang simpel dan mudah dimengerti karena informasi disajikan dalam bentuk grafik dan tabel yang dilengkapi fitur interaktif. Hal ini tentu dibuat untuk memudahkan pengguna dalam memahami dan menganalisis data yang disajikan. Selain itu, dilengkapi juga dengan grafikn yang beragam, seperti diagram batang dan grafik lingkaran yang digunakan untuk menyajikan data yang rumit menjadi mudah dipahami secara visual.
Keunggulan lain Dashboard Satgas PPS Jawa Barat ini sangat feksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan para pengguna. Para eksekutif atau para pengguna data dapat menyesuaikan tampilan informasi sesuai dengan preferensi mereka sendiri. Selain itu, fitur interaktif EIS ini juga memungkinkan pengguna untuk menjelajahi data lebih lanjut atau menyaring informasi berdasarkan kriteria tertentu.
Salah satu keunggulan yang penting, Dashboard Satgas PPS Jawa Barat ini juga dilengkapi fitur keamanan yang kuat. Hal ini termasuk kontrol akses yang ketat untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengelola informasi. Hal ini diatur karena EIS berisi data sensitif dan rahasia.
Selain itu, Dashboard Satgas PPS Jawa Barat diintegrasikan dengan aplikasi berbasis perangkat bergerak yang memungkinkan para eksekutif organisasi untuk mengakses informasi penting kapan saja dan di mana saja melalui gadget. Melalui EIS yang satu ini, diharapkan para pemimpin organisasi dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih tepat waktu berdasarkan informasi yang akurat dan data yang valid. Selain itu, diharapkan juga membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen tingkat atas dalam mengelola organisasi atau membuat keputusan.
Warta Kencana mencoba mengakses Dashboard PPS Jawa Barat. Tampilan antarmuka pada dashboard menyajikan empat layanan dan satu kontak admin. Menu terbaru berupa tautan untuk mengunggah dokumentasi kegiatan bakti sosial dan donor darah kegiatan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31. Karena dibuka sebelum bergulirnya Harganas, seluruh folder yang tersedia pada Google Drive seluruhnya masih kosong.
Menu layanan sertifikat luring elektronik siap nikah dan siap hamil (Elsimil) berisi tautan Google Forms. Di sana diterangkan bahwa formulir pada GForm bersifat sementara dalam mengeluarkan sertifikat Elsimil di Jawa Barat.
Dua menu yang tampaknya cukup lama adalah Dashboard Satgas PPS Jabar dan Website PPS Jabar. Dashboard memanfaatkan platform Loker Studio dari Google. Dashboard menyajikan data cukup lengkap, meliputi lokasi program, prevalensi stunting, target capaian, intervensi, keluarga berisiko stunting, RAN PASTI, pemantauan surat keputusan, regulasi pendukung, dan quick wins PPS.
Hanya, saat diklik satu per satu, data yang disajikan sebagian besar belum terbarukan. Sebagian besar masih memanfaatkan data 2021 dan 2022. Khususnya untuk menu target capaian, intervensi, dan jumlah keluarga berisiko stunting. Hanya pada menu prevalensi terselip hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang relatif baru. Selebihnya lebih berupa dokumen dan regulasi.
Bagaimana dengan website Satgas PPS? Nyaris seluruh informasi yang disediakan bersifat statis, bahkan kealuwarsa. Data prevalensi stunting dan KRS masih menggunakan data terakhir 2022. Selebihnya merupakan informasi berupa cuplikan dokumen berupa penjelasan tugas dan alur kerja. Menu galeri yang disediakan juga cenderung kosong. Ada memang foto selfi anggota Satgas PPS pada 2022 lalu. Hmmm.. (H/N)