Elsimil 2.0, Transformasi Platform Cegah Stunting

Sesuai namanya, semula aplikasi Elsimil, akronim dari Elektronik Siap Nikah Siap Hamil, hanya menyasar calon pengantin. Targetnya, setiap calon pengantin benar-benar memahami terbebas dari risiko stunting saat memutuskan untuk melangkah ke pelaminan. Setelah lebih dari setahun berjalan, platform pencegahan stunting ini mengalami perluasan layanan dengan turut memasukkan ibu hamil, pascapersalinan, dan baduta.

Aplikasi Elsimil meluncur kali pertama di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 11 Maret 2022. Platform pencegahan stunting ini diluncurkan di tengah pertemuan nasional penyuluh agama oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Boleh dibilang, Elsimil merupakan inovasi BKKBN untuk mencegah terjadinya stunting yang diperuntukkan bagi calon pengantin. Aplikasi berbasis Android ini yang ditujukan bagi para calon pengantin agar mereka menginput data-data dasar kondisi fisik dan kesehatan yang didesain untuk diolah oleh aplikasi dan menghasilkan kesimpulan, apakah calon pengantin tersebut ideal atau belum ideal untuk hamil dan melahirkan. Bila belum ideal, perkawinan tetap dapat dilaksanakan namun disarankan untuk menunda kehamilan sampai upaya perbaikan kondisi kesehatan berhasil mencapai kondisi ideal untuk hamil.

Tujuan utama aplikasi ini yakni mendeteksi dini kesehatan calon pengantin untuk mengetahui risiko melahirkan bayi stunting. Di dalamnya terdapat scoring otomatis untuk menentukan apakah kuesioner yang diisi memperoleh hasil ideal atau berisiko yang mana akan menjadi panduan petugas pendamping untuk melakukan pendampingan kepada calon pengantin. Pendampingan tersebut dapat berupa edukasi dan juga intervensi berupa pemberian suplemen berdasarkan kebutuhan calon pengantin.

Elsimil dapat diakses melalui Playstore maupun Appstore, sehingga para penggunanya juga dapat mengakses dan memperoleh informasi seputar pernikahan dan keluarga secara fleksibel, di mana saja, dan kapan saja. Aplikasi generasi pertama ini terus mengalami pengembangan hingga kemudian meluncur Elsimil 2.0 setahun kemudian.

Di Jawa Barat, Elsimil versi 2.0 diperkenalkan kepada para Tim Pendamping Keluarga (TPK) se-Jabar oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil pada paruh kedua Juni 2023. Atalia berharap para TPK dapat memanfaatkan Elsimil dalam upaya melakukan pencegahan stunting di masyarakat.

“Hadirnya Elsimil 2.0 adalah penyempurnaan dari Elsimil 1.0. Jadi, karena saat ini era digital, maka kita harus mengikuti perkembangan zaman,” ujar Atalia saat acara Kick-Off Penggunaan dan Pemanfaatan Aplikasi Elsimil Versi 2.0 di Kota Bandung.

Dalam kick-off tersebut ribuan anggota TPK se-Jawa Barat turut menyaksikan secara luring dan daring. Melalui aplikasi tersebut akan diketahui masyarakat yang rentan dan berisiko stunting sekaligus dilakukan penanganan secara maksimal oleh TPK.

Selain itu, data dari Elsimil juga menjadi acuan terbitnya sertifikat yang menerangkan bahwa calon pengantin berisiko melahirkan bayi stunting atau tidak. Jika calon pengantin berisiko tetap bisa melangsungkan pernikahan tetapi dalam pendampingan TPK. Misalnya, dengan menunda dulu kehamilan pertama sampai kondisi calon ibu dinyatakan siap hamil, agar bayi yang lahir sehat.

“Kalau ada apa-apa respons harus cepat ditindaklanjuti sesegera mungkin,” lanjut Atalia.

Pelaksana Tugas Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) BKKBN Dadi Ahmad Rosadi yang pada kegiatan tersebut masih berstatus sebagai Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat berharap adanya Elsimil versi 2.0 ini, percepatan penurunan stunting di Jawa Barat semakin massif diimplementasikan.

“Diharapkan dengan Elsimil versi 2.0 ini dari sisi penggunaan lebih user friendly dan bisa menjangkau khalayak sasaran yang lebih luas lagi. Serta ini juga diharapkan bisa memenuhi amanat Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,” tandasnya.

Sebelumnya, BKKBN melakukan sosialisasi penggunaan Elsimil 2.0 secara daring bagi para penyuluh keluarga berencana (PKB). Dalam acara tersebut dijelaskan tata cara penggunaan Elsimil bagi admin, TPK, catin, ibu hamil/pascamelahirkan, dan ibu yang memiliki balita. Admin Elsimil melakukan registrasi kepada pengguna di tingkatan wilayah bawahnya. Tingkatan tersebut adalah admin pusat, admin provinsi, admin kabupaten/kota, dan admin kecamatan. Admin kecamatan selanjutnya meregistrasikan para TPK. TPK yang telah terregistrasi dapat mendaftaran daftar sasaran catin, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan balita 0-59 bulan.

Catin sendiri cukup mengisi biodata, berat badan, tinggi badan, Hb, lingkar lengan atas, dan merokok/terpapar asap rokok. Input data ini dilakukan

pada kunjungan pertama TPK.

Setelah memasukkan data, sertifikat Elsimil dapat segera diunduh pada aplikasi tersebut. Di dalam sertifikat terdapat tulisan apakah catin berisiko melahirkan bayi stunting atau tidak. Namun jangan khawatir, bagi catin yang berisiko tetap dapat melangsungkan pernikahan tetapi tetap dalam pendampingan TPK agar catin tersebut lebih siap untuk hamil dan melahirkan bayi yang sehat tanpa stunting.

Bagi ibu hamil, pendampingan oleh TPK sekurang-kurangnya enam kali selama kehamilan. Selain biodata juga dimasukkan hasil pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan keputusan penggunaan KB pascapersalinan (hanya pada ibu hamil dengan usia kehamilan 32 minggu ke atas). Bila ibu hamil berisiko, maka TPK bisa memasukkan fasilitasi pelayanan rujukan pada aplikasi. Begitu juga bagi ibu pascapersalinan dilakukan hal yang sama. Bagi balita, data ibu, data balita saat lahir dan terkini, pendampingan, tanggal kunjungan berikutnya. Catatan TPK bila ada dan bila balita berisiko stunting TPK dapat input fasilitasi pelayanan rujukan.(NJP)