Kunjungi Pelosok Garut Selatan, Wihaji Ingin Pastikan Bantuan Tepat Sasaran

“Kita support karena bagi keyakinan saya pribadi, menyelamatkan satu orang sama dengan menyelamatkan satu generasi. Kita bantu semampu kita, mulai dari perbaikan rumah hingga MCK, agar risiko stunting bisa ditekan.”

Wihaji, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN

GARUT | WARTAKENCANA.ID

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji berusaha memastikan bantuan yang diperuntukkan bagi keluarga berisiko stunting (KRS) tepat sasaran. Salah satunya dengan mengunjungi secara langsung penerima bantuan, termasuk di pelosok Garut Selatan, Jawa Barat, pada 10-11 November 2025.

Dalam dua hari kunjungan tersebut, Wihaji meninjau langsung sejumlah program pemerintah di Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, mulai dari Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) hingga rumah warga KRS. Didampingi Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Caringin, Wihaji mengatakan kunjungan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat implementasi program keluarga berkualitas yang terintegrasi dengan penanganan stunting di tingkat desa.

“Kita punya program Kampung KB, yaitu Kampung Keluarga Berkualitas. Semangatnya adalah memastikan di kampung tersebut ada integrasi program, supaya misalnya tidak stunting, ada pengasuhan anak, serta berbagai kegiatan lain yang tujuannya mewujudkan keluarga yang sehat dan mandiri,” ujar Wihaji saat berdialog dengan masyarakat di Kampung KB Melati, Desa Caringin, Selasa 11 November 2025.

Selain melakukan dialog, Menteri Wihaji juga meninjau langsung rumah warga penerima bantuan dalam kategori KRS. Salah satunya adalah keluarga Naura, balita berusia 18 bulan dengan berat badan 5,8 kilogram dan riwayat penyakit jantung bocor. Keluarga ini menerima bantuan nutrisi untuk mendukung pemulihan gizi anak.

Kunjungan berikutnya dilakukan ke rumah Yani Suryani, warga Desa Mekarmukti yang tengah hamil lima bulan anak keempat. Kondisi rumah yang tidak layak huni membuat keluarga ini masuk kategori penerima bantuan bedah rumah. Suaminya, Haris Sugiarto, tidak dapat bekerja selama tiga bulan terakhir akibat cedera tulang punggung.

Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji didampingi Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Dadi hmad Roswandi menyerahkan secara simbolik bantuan bedah rumah kepada salah satu keluarga berisiko stunting di Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada 11 November 2025.

“Kita support karena bagi keyakinan saya pribadi, menyelamatkan satu orang sama dengan menyelamatkan satu generasi. Kita bantu semampu kita, mulai dari perbaikan rumah hingga MCK, agar risiko stunting bisa ditekan,” kata Wihaji di lokasi.

Dalam kesempatan itu, Wihaji juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor atau konsep Pentaheliks, yakni kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media dalam menurunkan angka stunting. “Prevalensi stunting di Indonesia 19,8 persen, sedangkan di Garut sudah turun menjadi sekitar 14 persen. Ini capaian bagus, tapi kita ingin terus tekan lebih rendah lagi. Jawa Barat menjadi prioritas karena jumlah penduduknya paling besar di Indonesia,” tambahnya.

Wakil Bupati Garut Putri Karlina mengapresiasi perhatian langsung Menteri terhadap masyarakat di wilayah terpencil. Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Garut untuk terus bersinergi dengan program pusat.

“Kami berterima kasih kepada Pak Menteri yang sudah datang jauh-jauh ke pelosok Garut. Kami siap mendukung penuh program pengentasan stunting dan peningkatan indeks pembangunan manusia di daerah kami,” kata Putri.

Selain meninjau KRS, Menteri Wihaji juga menyempatkan diri mengunjungi Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), salah satu model layanan pengasuhan anak berbasis masyarakat dengan kontribusi sukarela sebesar Rp500 per hari. Program ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan keluarga di tingkat akar rumput.

Melalui kunjungan ini, Wihaji berharap Garut dapat menjadi contoh daerah yang berhasil mengintegrasikan program keluarga berkualitas dengan penanganan stunting secara nyata dan berkelanjutan.[NJP]