Wihaji Dorong Lansia Tetap Produktif di Usia Senja

Negara harus hadir untuk para lansia ini karena sampai dengan usia 60 tahun atau bahkan lebih mereka selalu berkontribusi untuk negara. Untuk itu, negara harus memperhatikan nasib mereka dan harus bisa merawat lansia, itu salah satu yang diurusi Kemendukbangga/BKKBN.

Wihaji, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN

JAKARTA | WARTAKENCANA.ID

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Mendukbangga/Kepala BKKBN) Wihaji mengaku ingin menjadikan kelompok lanjut usia (Lansia) untuk tetap berdaya saat berada pada usia senja. Lansia yang berdaya, ungkap Wihaji, diharapkan memiliki kegiatan ekonomi dan psikologis yang mendukung kebahagiaan mereka di masa tua. 

“Negara harus hadir untuk para lansia ini karena sampai dengan usia 60 tahun atau bahkan lebih mereka selalu berkontribusi untuk negara. Untuk itu, negara harus memperhatikan nasib mereka dan harus bisa merawat lansia, itu salah satu yang diurusi Kemendukbangga/BKKBN,” ungkap Wihaji saat menerima audiensi Wakil Ketua Umum Bidang Kesehatan Pemberdayaan Perempuan Pemuda dan Anak Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Riri Fitri Safitri beserta di kantornya pada Jumat, 24 Januari 2025.

“Saat ini, bonus demografi mencakup peningkatan angka harapan hidup yang kini mencapai rata-rata 74 tahun untuk masyarakat Indonesia. Harapan hidup ini menuntut perhatian lebih pada kelompok lansia agar tetap produktif. Saat ini, 35 persen rakyat Indonesia membiayai 65 persen rakyat Indonesia yang tidak mendatangkan fiskal seperti ibu rumah tangga dan pedagang-pedagang kecil. Itulah alasan kita terus berupaya agar para lansia juga tetap produktif dan bisa memperbaiki nasib mereka,” sambung Wihaji.

Wihaji menjelaskan, Kemendukbangga/BKKBN memiliki direktorat yang menangani terkait lansia dan rentan, yang saat ini telah bekerjasama dengan berbagai pihak dan mitra mendirikan 1.107 Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) di seluruh provinsi di Indonesia. Sekolah lansia ini juga merupakan pengembangan dari kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL).

Sekolah ini bertujuan untuk membantu lansia menjadi lebih mandiri, sehat, dan produktif. Selain itu, dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia, membekali lansia dengan keterampilan sosial, finansial, teknologi, dan berkontribusi aktif untuk lingkungan tempat tinggal dan keluarga.

Sementara itu, Riri Fitri Safitri menjelaskan bahwa audiensi dilaksanakan dalam rangka menyelaraskan program-program dan kegiatan-kegiatan ICMI bersama Kemendukbangga/BKKBN. Riri menjelaskan, ICMI merupakan organisasi yang berlandaskan keislaman dan keindonesiaan berbasis kecendekiaan yang akan selalu berperan aktif mendorong kebaikan untuk bangsa dan negara.

Riri menilai quick wins Kemendukbangga/BKKBN ini sangat luar biasa dan sangat beririsan dengan program-program yang telah dilakukan oleh ICMI. Salah satunya program lansia berdaya. ICMI sangat memperhatikan para lansia untuk selalu memberikan ketenangan batin dan kebahagiaan di hari tuanya, serta menyadarkan masyarakat dan pemerintah untuk merawat lansia.(RLS/N)