Mengenal Filosofi Baru BKKBN “Flower, Bee, Honey”

Pejabat Pimpinan Tinggi BKKBN Ikuti Retreat di Bandung

“Intinya, flower mencerminkan profesionalisme dan pelayanan terbaik. Bee melambangkan kolaborasi, sinergi, dan integritas. Sementara itu, honey merepresentasikan hasil kerja yang berdampak nyata bagi masyarakat.”

Wihaji, Mendukbangga/Kepala BKKBN

BANDUNG | WARTAKENCANA.ID

Transformasi kelembagaan dari lembaga perintah nonkementerian menjadi kementerian membawa sejumlah perubahan di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Paling kentara perubahan nomenklatur dari BKKBN saja menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN dan perubahan logo yang menjadi identitas lembaga. Sejalan dengan itu, BKKBN mengusung filosofi baru: Flower, Bee, Honey.

“Intinya, flower mencerminkan profesionalisme dan pelayanan terbaik. Bee melambangkan kolaborasi, sinergi, dan integritas. Sementara itu, honey merepresentasikan hasil kerja yang berdampak nyata bagi masyarakat,” jelas Menteri Kemendudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji saat usai pembukaan retreat di area Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Sesko AD), Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat malam, 17 Januari 2025.

Wihaji menjelaskan, retreat diikuti pejabat pimpinan tinggi madya dan madya BKKBN selama tiga hari, 17–19 Januari 2025. Wihaji berharap retreat menjadi media untuk meningkatkan kekompakkan dan sinergitas kinerja di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN. Dalam retreat tersebut, menteri Wihaji didampingi Wakil Mendukbangga/Wakil Kepala BKKBN Isyana Bagoes Oka.

Selain diisi pembekalan isu-isu program kependudukan dan pembangunan keluarga, para peserta juga diwajibkan mengikuti kegiatan baris berbasis, olahraga hingga latihan menembak dengan menggunakan pistol. Baris berbasis bertujuan meningkatkan kekompakan dan kedisiplinan. Sementara menembak dimaksudkan untuk meningkatkan kemahiran olahraga dalam membidik ketepatan dan kecermatan pada sasaran.

“Saya sangat merasakan manfaat positif ketika retreat bersama para menteri Kabinet Merah Putih beberapa waktu lalu. Untuk itu, saya mengadakan retreat serupa khusus di kalangan jajaran saya,” ungkap Wihaji.

Lebih jauh Wihaji menjelaskan, filosofi flower bee honey bertolak dari terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 180 Tahun 2024. Melalui Perpres tersebut, Presiden Prabowo Subianto meningkatkan nomenklatur BKKBN menjadi kementerian baru dengan nama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Mengusung tema Pengembangan ASN Kemendukbangga/BKKBN “Retreat Flower Bee Honey”, Wihaji berharap retreat ini menjadi wahana jajaran Kemendukbangga/BKKBN dalam mengakselerasi pelaksanaan lima program quick win kementerian. Kelima program tersebut adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Gerakan Ayah Teladan (Gate), Taman Asuh Anak (Tamasya), AI Super Apps tentang Keluarga, dan Lansia Berdaya.

“Lebih penting dari itu semua, filosofi ‘Flower Bee Honey’ menjadi landasan kinerja ASN Kemendukbangga/BKKBN dalam akselerasi pelaksanaan program. Peningkatan nomenklatur kementerian ini membutuhkan transformasi kelembagaan dan spirit kerja bagi segenap keluarga besar Kemendukbangga/BKKBN,” tegas Wihaji.

Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji, Wamendukbangga/Wakil Kepala BKKBN Isyana Bagoes Oka, dan seluruh pejabat tinggi madya dan pratama BKKBN berpose usai pembukaan retreat di Seskoad. (Dok. BKKBN)

Dalam siaran pers yang diterima Warta Kencana, Wihaji menjelaskan lebih rinci filosofi anyar “flower bee honey” tersebut. Menurut Wihaji, flower atau bunga memiliki arti Kemendukbangga/BKKBN bertransformasi menjadi institusi yang lebih baik, professional, dan modern dengan memberikan pelayanan terindah dan terbaik kepada masyarakat. Seluruh pegawai harus bekerja secara maksimal, sehingga menghasilkan produk atau layanan yang terbaik, teratur, rapi, modern, menyenangkan bagi pengguna, mitra, atasan, rekan kerja, dan masyarakat.

Bunga juga berarti seluruh pegawai harus bekerja secara professional, kreatif, inovatif, responsif, dan mampu memecahkan masalah secara mandiri. Kemudian, semua pegawai harus menghindari kerja yang asal-asalan, sekadar menjalankan rutinitas, atau sekedar asal bapak senang. Sedapat mungkin setiap proses dan hasil kerja harus dapat disejajarkan dengan standar internasional dengan cara mencari referensi, lesson learnt, best practices, dan kemudian menyetarakannya dengan standar global di bidang yang serupa. Tidak kalah pentingnya, setiap produk atau layanan terbuka menerima kritik dan masukan dari manapun untuk perbaikan dan penyempurnaan.

Adapun bee atau lebah memiliki arti Kemendukbangga/BKKBN siap berkolaborasi dan bersinergi bersama kementerian/lembaga serta mitra kerjasama lain dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Segenap pegawai Kemendukbangga harus berperan dalam menyosialisasikan, memberitakan, menceritakan, dan menyebarluaskan kebijakan, layanan, dan informasi yang dimiliki kementrian untuk kemanfaatan seluas mungkin masyarakat.

Lebah juga berarti segenap pegawai wajib melayani masyarakat dengan spirit pelayanan terbaik. Pada front level, pegawai harus membiasakan 3S: Senyum, Sapa, dan Salam. Pegawai menempatkan kepentingan publik di atas segala-galanya. Pegawai juga harus berintegritas, menghindari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Pada level manajerial, pimpinan harus dapat mengembangkan kinerja yang memiliki visi (arah kebijakan yang jelas), memotivasi dan menginspirasi, mengembangkan komunikasi yang baik, berempati kepada bawahan, dan berintegritas. Keberhasilan dari program kerja Kemendukbangga dapat menjadi contoh bagi kementerian/lembaga lain.

Sementara itu, honey atau madu memiliki arti Kemendukbangga/BKKBN hadir dengan program-program tepat sasaran dan bermanfaat untuk pembangunan bangsa Indonesia yang semakin unggul pada masa mendatang. Setiap pegawai harus mengupayakan tingkat kepuasan masyarakat pada tingkat yang tertinggi pada setiap aspek kinerja dan layanan.

Maju juga berarti setiap pegawai pada level individu, unit, dan kementerian harus menetapkan parameter capaian prestasi di setiap kurun waktu: harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Prestasi adalah suatu pengakuan atau penghargaan dari orang lain atau institusi lain terkait dengan kinerja yang dilakukan. Puncak dari proses kerja Kemendukbangga yaitu hasil atau prestasi yang akan diperoleh oleh Kemendukbangga/BKKBN.(N)