“1000 HPK merupakan periode krusial dalam pertumbuhan seorang anak. Ini periode emas bagi tumbuh kembang anak. Pada periode inilah organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang.”
Putih Sari, Anggita Komisi IX DPR RI
BEKASI | WARTAKENCANA.ID
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Putih Sari kembali mengajak warga Kabupaten Bekasi untuk bersama-sama mencegah stunting. Salah satunya dengan mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai periode emas tumbuh kembang anak.
Putih menyampaikan ajakan tersebut dalam Kampanye Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Gedung Serba Guna Wanasari, Cibitung, Kabupaten Bekasi, pada Minggu 21 Januari 2024. Kampanye turut menghadirkan Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga BKKBN Jawa Barat Adang Syamsul Hadi dan Kordinator Bina Ketahanan Remaja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi Ermina Radiyantati.
“1000 HPK merupakan periode krusial dalam pertumbuhan seorang anak. Ini periode emas bagi tumbuh kembang anak. Pada periode inilah organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang,” terang Putih Sari.
Masa 1000 hari, sambung Putih Sari, dihitung mulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan selama 270 hari. Plus rentang waktu selama tahun atau 730 hari setelah bayi lahir. Dengan demikian, sasaran prioritas percepatan penurunan stunting adalah ibu hamil dan keluarga yang di dalamnya memiliki baduta.
Putih Sari mengingatkan, selain periode emas, 1000 HPK juga sekeligus periode rentan bagi bayi untuk tepapar sejumlah penyakit. Salah satu cara untuk melindungi bayi sekaligus mengoptimalkan tumbuh kembang anak adalah dengan memberikan air susu ibu (ASI) kepada sang buah hati.
“Sebaiknya para Ibu tak melepas ASI selama dua tahun berturut-turut. Jugam jangan sembarangan memberi asupan atau makanan yang tidak bergizi. Ini bisa mengakibatkan bayi jadi kekurangan gizi. Akibatnya, pertumbuhan sang buah terhambat. Ini yang kemudian menjadi pemicu stunting pada baduta,” papar Putih Sari.
Anggota Fraksi Partai Gerindra ini memastikan diri tidak pernah bosan mengajak warga Kabupaten Bekasi untuk bersama-sama mencegah stunting. Dia berharap pada saat nanti Kabupaten Bekasi bisa menjadi daerah zero new stunting. Dengan begitu, anak-anak di Kabupaten Bekasi bisa tumbuh kembang optimal dan sehat.
Di tempat yang sama, Adang Syamsul Hadi menambahkan bahwa salah satu upaya mencegah stunting adalah dengan menghindari asap rokok. Dia mengimbau para suami untuk tidak merokok di rumah, khususnya mereka yang memiliki ibu hamil dan bayi.
“Kalau Bapak-bapak terpaksa merokok, maka jangan dilakukan di rumah atau ruangan tertutup. Silakan menjauhkan diri dari ibu hamil dan anak-anak. Ini penting agar anak-anak kita terhindari dari ancaman stunting,” imbau Adang.
Tidak kalah pentingnya, sambung Adang, adalah selalu mengonsumsi makanan segar dan bergizi. Untuk mengontrol pertumbungan anak, Adang mengimbau para ibu untuk membawa anaknya ke pos pelayanan terpadu (Posyandu). Dengan begitu, tumbuh kembang anak termonitor dengan baik.
Imbauan serupa datang dari Hermina Radiyantati. Selain kepada para suami, Hermina mengimbau para remaja untuk menjauhi asap rokok. Terlebih kepada mereka yang bersiap memasuki jenjang pelaminan atau para calon pengantin. (Achmad Syafariel)