Sayang Istri Jadi Alasan Utama Pria Kuningan Jadi Akseptor KB

“Selama ini istri yang jadi akseptor KB suntik. Sekarang giliran saya (untuk vasektomi). Kasihan kalau terus-menerus istri yang KB.”

Rizal Ikhsan, peserta KB pria vasektomi warga Desa Mekarwangi, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan

KUNINGAN | WARTAKENCANA.ID

Sejumlah suami memilih jadi peserta keluarga berencana (KB) pria vasektomi dengan alasan sayang istri. Alasan lain karena sudah memiliki jumlah anak cukup. Alasan-alasan tersebut mengemuka dari sejumlah pria yang menjalani vasektomi dalam rangka festival Abdi Nagri Nganjang ka Warga edisi kelima di Puskesmas Kuningan, Cijoho, Kuningan, pada Jumat (2/5/2025).

“Selama ini istri yang jadi akseptor KB suntik. Sekarang giliran saya (untuk vasektomi). Kasihan kalau terus-menerus istri yang KB,” ujar Rizal Ikhsan, warga Desa Mekarwangi, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan.

Alasan senada datang dari Anang Hidayat, warga Desa Ciherang, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan. “Kasihan istri harus terus minum pil KB. Lagi pula anak sudah cukup,” ujar pekerja lepas dengan tiga anak tersebut.

Warga lainnya, Karna, mengaku tidak butuh banyak alasan untuk menjalani vasektomi. Dengan empat anak yang dimiliki, pekerja bangunan ini merasa tidak perlu lagi menambah anak. Karna juga mengaku sayang sama istri, sehingga inisiatif mengambil alih tugas pengendalian kelahiran tersebut.

Ungkapan sayang istri juga mengemuka dari Tata Suhata, warga lain yang datang Puskesmas Kuningan setelah sebelumnya sempat antre pendaftaran layanan publik di lapangan Pandapa Paramarta yang menjadi pusat kegiatan Festival Layanan Publik dan Hiburan Khas Jawa Barat Abdi Nagri Nganjang ka Warga Edisi #5 di Kabupaten Kuningan. Tata mengaku mendapatkan informasi tersebut melalui media sosial Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang dia ikuti.

“Saya ikut antre di Pandapa karena saya kira layanan vasektomi dilaksanakan di sana. Saat daftar di sana, petugas mengarahkan untuk datang ke Puskesmas. Saya langsung ke sini bersama istri. Anak saya sudah empat. Istri juga sudah lama pake KB suntik. Sekarang giliran saya. Sayang kalau istri yang terus-terusan disuntik,” ungkap Tata sumringah.

Tata tidak memungkiri ada alasan ekonomi di balik keikutsertaannya menjadi peserta KB vasektomi. Melalui media sosial dia mengetahui bahwa Gubernur Dedi Mulyadi berencana menjadikan kepesertaan KB sebagai salah satu syarat penyaluran bantuan sosial. Sebagai pekerja bangunan serabutan, Tata mengaku sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah. Karena itu, dia tidak ragu untuk langsung mendaftar sebagai peserta KB pria vasektomi.

Alas an ekonomi atau bantuan sosial bukan satu-satunya alasan. Eja Kusteja, Sekretaris Desa Ciherang, Kecamatan Kadugede, mengaku istri menjadi alasan utama untuk menjalani vasektomi. Meski terbilang relatif muda, jurutulis desa berusia 42 tahun tersebut mengaku sudah sudah merasa cukup dengan empat anak.

“Tugas istri sudah berat dengan mengurus anak. Jangan sampai tugas tersebut ditambah lagi dengan harus jadi akseptor KB yang kadang menimbulkan efek samping. Sekarang giliran saya yang menjalankan tugas itu dengan menjadi akseptor KB pria. Kebetulan Pak Kades kami juga sebelumnya sudah ikut vasektomi,” tandas Eja.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat Siska Gerfianti mengaku sangat terharu mendengar alasan para suami untuk menjadi peserta KB vasektomi. Padahal, sebelumnya Siska sempat khawatir pelayanan KB pria tersebut kurang peminat.

“Luar biasa para Bapak dan Ibu semua. Alhamdulillah ajakan Pak Gubernur Jawa Barat untuk menjadi peserta KB mendapat sambutan luar biasa. Kemarin pada saat rapat sempat khawatir karena yang daftar baru lima orang, kemudian delapan orang. Hari ini alhamdulillah total 14 orang bersedia menjalani vasektomi. Ibu-ibu juga luar biasa, ada 41 yang dilayani implant dan 17 IUD, sehingga total ada 58 orang yang dilayani pada hari ini,” ungkap Siska usai meninjau pelayanan KB di Puskesmas Kuningan, Cijoho, Kuningan.

Turut mendampingi Siska antara lain Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Kuningan Ela Helayati dan Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kuningan Mohammad Iskandar. Juga turut hadir mendampingi Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga DP3AKB Jabar Iin Indasari dan Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AKB Jawa Barat Anjar Yusdinar. (N)