Jawa Barat patut berbangga. Dua tokoh perempuannya berhasil mencatatkan prestasi membanggakan pada puncak peringatan Harganas ke-31 yang berlangsung di Kota Semarang dengan diraihnya dua penghargaan prestisius sekaligus: Manggala Karya Kencana dan Dharma Karya Kencana. Selamat ya, Bun!
Malam yang hangat di tepi muara Pantai Utara Jawa (Pantura) berubah sejuk saat hujan deras mengguyur kawasan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Kota Semarang pada Jumat malam, 28 Juni 2024. Pertanda baik bagi para penerima penghargaan yang menghadiri Gala Dinner Peringatan Harganas 2024 di Merapi Grand Ballroom. Di antara puluhan penerima penghargaan terselip dua perempuan hebat Jawa Barat.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Bandung Emma Dety Permanawati dinobatkan sebagai penerima penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK). Sementara Ketua Forum Generasi Berencana (Genre) Kabupaten Bandung Dini Zakiyah Zaen Nursyifa didapuk menjadi penerima penghargaan Dharma Karya Kencana (DKK). Duo Srikandi Tanah Pasundan ini dianggap menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di tanah kelahirannya.
Penghargaan MKK diserahkan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Woro Srihastuti. Adapun penghargaan DKK diserahkan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Budiono Subambang.
Terpilihnya Emma tidak lepas dari peran sentralnya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dalam upaya menyukseskan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting. Istri Bupati Bandung Dadang Supriatna juga dinilai konsisten dalam menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam program Bangga Kencana jauh sebelum dia ditetapkan sebagai Ketua PKK Kabupaten Bandung.
Dari dokumen pengusulan penghargaan MKK yang dikirimkan kepada tim penilai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Emma sudah terlibat dalam kegiatan PKK sejak 1998 silam. Kala itu, Emma menjadi pegiat utama PKK di Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Sepuluh tahun kemudian, pada 2008-2011, aktivis perempuan ini didaulat menjadi Ketua Forum Pos KB Kabupaten Bandung. Kiprahnya makin nyata saat sang suami ditetapkan sebagai Bupati Bandung pada 2021 yang kemudian menjadikannya otomatis menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung hingga kini.
Ditemui usai menerima penghargaan, Emma mengaku bangga bisa terpilih menjadi salah satu penerima MKK. Bagi Emma, penghargaan MKK menjadi semacam konfirmasi sekaligus pengakuan atas kerja keras yang dilakukannya dalam mendukung program Bangga Kencana selama bertahun-tahun.
“Selama lebih kurang tiga tahun sejak pelantikan pada 2021, saya sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Bandung telah berupaya secara optimal untuk memberikan pemikiran bagi keberhasilan pelaksanaan program Bangga Kencana. Bagi saya, Bangga Kencana berperan sangat besar dalam peningkatan SDM maupun pembangunan di Kabupaten Bandung,” ujar Emma bangga.
“Alhamdulillah. Ini merupakan kebanggaan tersendiri buat saya pribadi dan tentunya buat keluarga besar DP2KBP3A Kabupaten Bandung dan keluarga besar BKKBN Provinsi Jawa Barat. Pernghargaan yang diraih berkat dorongan dan juga motivasi semua stake holders terkait, termasuk dukungan dari TP PKK di tingkat kecamatan, desa, dan kelurahan. Semoga dengan penghargaan ini kami bisa lebih berdidikasi kepada masyarakat di Kabupaten Bandung, khususnya dan Provinsi Jawa Barat pada umumnya,” Emma menambahkan.
Dengan diraihnya penghargaan MKK, sambung Emma, pihaknya berkomitmen akan lebih mengoptimalkan upaya dalam penanganan permasalahan stunting, pernikahan dini, sampai ke kasus kekerasan kepada anak ataupun perempuan. Terlebih stunting menjadi pemasalahan luar biasa, termasuk di Kabupaten Bandung yang angka prevalensinya masih cukup tinggi.
“Ini menjadi PR terberat juga bagi kami. Pemkab Bandung menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 19 persen pada 2024 ini. Mudah-mudahan dengan penghargaan ini Kabupaten Bandung bisa lebih termotivasi untuk mengejar target 19 persen penurunan stunting dan insyaallah kami optimis bisa tercapai,” tandas Emma.
Bagaimana dengan terpilihnya Dini sebagai penerima DKK? Pegiat Genre ini dianggap layak menerima penghargaan atas inisiatifnya dalam menggerakkan remaja dalam upaya pencegahan stunting. Konkretnya, Dini memelopori lahirnya inovasi pendataan remaja dalam mencegah stunting melalui Sistem Informasi Data Genre Cegah Stunting alias “Sidata Genting”. Melalui sistem ini Forum Genre lebih mudah untuk mendapatkan data secara akurat by name by address seluruh remaja yang sudah terpapar edukasi gizi dan anemia.
Buktinya, pada penghujung 2023 lalu Sidata Genting mencatat ada 431.311 jiwa remaja yang sudah terpapar edukasi gizi dan pencegahan anemia. Angka ini menunjukkan capaian 100,66 persen. Capaian luar biasa yang lahir dari kreativitas remaja dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.
“Terima kasih kepada semua yang sudah support, sehingga Dini bisa sampai pada titik ini. Semoga penghargaan DKK menjadi motivasi, khususnya bagi Dini pribadi dan umumnya untuk semua remaja, untuk tetap konsisten bergerak dalam program Genre. Khususnya dalam program aku itu pencegahan stunting dari hulu atau sejak dini,” ungkap Dini.
Dini menjelaskan, Sidata Genting sudah hadir di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Saat ini sudah lahir 327 fasilitator di setiap kabupaten dan kota yang bertugas menjadi relawan pengelolaan Sidata Genting. Dia berharap peran aktif remaja mampu menjadi akselerator dalam mewujudkan Jawa Barat Zero New Stunting.
Sementara itu, dalam sambutannya Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menegaskan bahwa pemerintah fokus untuk membangun sumber daya manusia (SDM), salah satunya dengan menurunkan angka prevalensi stunting. Karena itu, apresiasi yang diberikan kepada para Ketua TP PKK se-Indonesia yang telah memberi dukungan dan kontribusi besar tercapainya prevalensi stunting rendah di wilayah masing-masing.
“Kami berterimakasih atas dukungan semua pihak,” ujarnya.
Pengakuan Kinerja
Secara terpisah, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Muhammad Hairun menilai penghargaan MKK yang diterima Emma menjadi wujud pengakuan pemerintah atas kinerja program Bangga Kencana di Kabupaten Bandung.
“Menjadi sebuah kebangaan bagi kami di DP2KBP3A. Penghargaan MKK yang diterima Bu Ketua TP PKK merupakan wujud pengakuan resmi atas kinerja program Bangga Kencana Kabupaten Bandung di bawah kepemimpinan Pak Bupati. Kami sangat berharap Pak Bupati bisa terus melanjutkan kepemimpinannya di Kabupaten Bandung,” ungkap Hairun saat ditemui Warta Kencana di sela puncak peringatan Harganas ke-31 di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, pada Sabtu pagi, 29 Juni 2024.
Hairun yang juga didapuk menjadi Ketua Perkumpulan Kepala Dinas Keluarga Berencana Jawa Barat menilai keberhasilan program Bangga Kencana tidak dapat dipisahkan dari komitmen kuat kepala daerah. Karena itu, tidak berlebihan jika penghargaan MKK yang diraih Ketua TP PKK dianggap sebagai buah dari komitmen tinggi Bupati Bandung Dadang Supriatna pada program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
“Salah satu pilar utama dalam rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting di Indonesia adalah kepemimpinan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Dalam hal ini komitmen keberlanjutan dari pimpinan daerah sebagai dirigen oskestra pembangunan, khususnya Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting,” papar Hairun.
“Bu Ketua TP PKK melekat sekaligus tak terpisahkan predikatnya sebagai Bunda Bedas. Ini berarti bahwa peran-peran Bu Ketua TP PKK pada dasarnya merupakan representasi dari visi Bedas yang diusung Pak Bupati. Lebih dari sekadar jargon, Bedas adalah Visi Kabupaten Bandung yang harus menjadi cita-cita dan tujuan seluruh masyarakat Kabupaten Bandung,” kata Hairun menambahkan.
Hairun merinci, Bedas merupakan akronim dari Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera. Dengan Bedas, Bupati Dadang ingin membenahi segala kekurangan yang ada di masyarakat dan pembangunan. Dalam konteks urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana sebagaimana diamanatkan Undang-undang Pemerintah Daerah, Bedas merupakan visi besar Kabupaten Bandung dalam menyukseskan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.(N)