Para Suami di Purwakarta Antusias Vasektomi, Mayoritas karena Sayang Istri

“Jawaban Bapak-bapak tadi menunjukkan bahwa kesadaran suami untuk berbagi peran dengan sang istri dalam pengendalian kelahiran kini terus tumbuh. KB bukan lagi urusan istri, melainkan tanggung jawab bersama. Booming vasektomi sejak Pak Gubernur pidato di hadapan para kades dan lurah membuka jalan bagi kaum pria untuk ber-KB.”

Siska Gerfianti, Kepala DP3AKB Jawa Barat

PURWAKARTA | WARTAKENCANA.ID

Vasektomi makin populer sejak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan “launching” akhir April lalu. Walhasil, minat para suami untuk menjalani vasektomi terus naik. Terbaru, 36 suami di Kabupaten Purwakarta secara sukacita menjalani vasektomi di Klinik Wijayakusumah, Jalan RE Martadinata, Purwakarta, pada Rabu (4/6/2025).

Yang menarik, alasan para suami untuk memutuskan vasektomi tidak melulu pertimbangan bantuan sosial atau insentif yang dijanjikan KDM, sapaan populer Gubernur Dedi Mulyadi. Dalam dialog antara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat Siska Gerfianti dengan para suami yang antre giliran mendapat pelayanan medis di Klinik Wijayakusumah terungkap alasan lebih didasarkan pada pertimbangan kesehatan istri.

“Bapak-bapak mengapa hari ini ikut vasektomi?” tanya Siska sejumlah calon peserta KB pria yang antre menunggu giliran. “Karena sayang istri,” jawab seorang suami yang duduk di bagian sayap kiri.

“Kalau Bapak?” Siska bertanya kepada yang duduk di sebelahnya. “Sama,” jawabnya singkat. “Bapak sama?” tanya Siska kepada yang duduk di baris ketiga. “Sayang istri juga,” jawabnya semangat. Siska pun tertawa renyah.

Siska kemudian bertanya apakah para suami yang memutuskan menjadi peserta KB sudah mendapat izin dari istri atau belum. Semua kompak menjawab sudah mendapat izin. Bahkan, salah satu di antaranya datang diantar sang istri.

“Jawaban Bapak-bapak tadi menunjukkan bahwa kesadaran suami untuk berbagi peran dengan sang istri dalam pengendalian kelahiran kini terus tumbuh. KB bukan lagi urusan istri, melainkan tanggung jawab bersama. Booming vasektomi sejak Pak Gubernur pidato di hadapan para kades dan lurah membuka jalan bagi kaum pria untuk ber-KB,” ucap Siska.

“Tadi ada seorang Bapak menyampaikan adanya kekeliruan terkait vasektomi di masyarakat. Sebagian orang menganggap vasektomi sebagai kebiri. Ini yang kemudian membuat pria enggan vasektomi. Setelah informasi itu diluruskan, sekarang kita melibat minat pria untuk vasektomi terus naik,” Siska menambahkan.

Siska menjelaskan, pelayanan KB dalam rangka Festival Pelayanan Publik dan Hiburan Khas Jawa Barat “Abdi Nagri Nganjang ka Warga” tidak hanya diperuntukkan bagi pria. Bekerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta, pihaknya menyediakan pelayanan KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) jenis intra uterine device (IUD) atau kontrasepsi dalam rahim dan implan.

Selama sehari pelayanan, jumlah akseptor yang berhasil dilayani sebanyak 138 orang. Selain 36 vasektomi atau metode kontrasepsi pria (MOP), sisanya berupa 34 IUD dan 68 implan. Antusiasme cukup menarik mengingat beberapa waktu sebelumnya telah berlangsung pekan pelayanan KB serentak dalam rangka ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sepanjang Mei 2025 dan pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) pelayanan KB pria pada April 2025.

Yang membuat Siska bungah, dari 36 peserta KB vasektomi terdapat sejumlah suami yang siap menjadi “duta vasektomi”. Yang bersangkutan tertarik menjelaskan sekaligus mengajak para suami untuk mengikuti vasektomi. Alasannya, vasektomi yang selama ini dianggap menakutkan karena dipersamakan dengan kebiri dan menyakitkan ternyata keliru. Operasi tanpa pisau yang berlangsung sangat singkat 5-10 menit ternyata tidak menimbulkan rasa sakit. [N]